Apa yang bayi makan?
Semua orang tahu bahwa sistem pencernaan remah-remah tidak berfungsi persis seperti pada orang dewasa. Beberapa produk yang masuk ke tubuh anak tidak mudah dicerna atau tidak dicerna sama sekali, dan keluar dengan kotoran. Benang hitam di feses bayi dan anak-anak yang lebih besar, biasanya muncul karena dua alasan:
- jika pada malam remah dia makan apel, kesemek, kiwi, pir, pisang;
- vitamin atau obat-obatan, yang termasuk zat besi.
Jadi, dari hal di atas, dapat dilihat bahwa makan makanan yang mengandung besi penuh dengan fakta bahwa anak dalam tinja akan menemukan benang hitam, yang dalam kepanikan sering disalahartikan sebagai cacing "aneh".
Kenapa ini terjadi?
Sistem pencernaan bayi yang belum matang, terutama jika pisang atau apel diperkenalkan ke dalam diet untuk pertama kalinya, dapat bereaksi terhadap makanan ini. Benang hitam di kotoran anak-anak tidak lebih dari partikel besi yang belum dikembangkan, dan orang tidak boleh takut akan hal ini. Pada anak yang lebih tua, fenomena ini mungkin muncul setelah dia mengonsumsi sejumlah besar kesemek atau kiwi.
Apakah ini normal?
Munculnya "cacing" hitam dalam kotoran anak adalah norma, jika dia makan makanan yang kaya zat besi, dan tidak perlu mengobatinya. Sama seperti Anda tidak harus menghapus buah-buahan yang berguna ini dari diet. Selain zat besi, pisang, misalnya, mengandung banyak kalium, yang diperlukan untuk perkembangan aktivitas mental pada anak-anak, dan dalam apel mengandung vitamin C, yang mampu melindungi anak dari virus dan bakteri. Seiring waktu, sistem pencernaan akan mulai menyerap zat besi sepenuhnya, dan untaian hitam akan hilang dari kotoran bayi Anda. Hal lain, jika anak Anda tidak makan makanan yang mengandung zat besi, maka ini adalah kesempatan untuk mengunjungi dokter dan mengambil tes. Dia akan membantu untuk memahami orang tua dalam penyebab fenomena yang tidak biasa tersebut dan, jika perlu, akan meresepkan pengobatan yang tepat.