Brunei - bandara

Kesultanan Brunei adalah negara kecil di Asia Tenggara. Populasi kerajaan tidak mencapai setengah juta orang. Meskipun demikian, sejak 1990-an, pariwisata di negara bagian mulai berkembang dengan pesat. Dari tahun-tahun inilah gerbang udara Brunei mulai menerima arus penumpang yang besar, yang tidak dapat dibandingkan dengan jumlah penerbangan yang menyediakan transportasi penumpang domestik dan Asia.

Sejarah Bandara

Bandara internasional dan penerbangan komersial Brunei memiliki sejarah perkembangan yang relatif singkat. Ini dimulai pada tahun 1953, ketika penerbangan reguler dimulai antara ibukota Kesultanan, kota Bandar Seri Begawan dan provinsi Belayt . Sebelum itu, landasan pacu, dibangun oleh angkatan udara Jepang selama Perang Dunia Kedua, hanya digunakan untuk keperluan militer dan agak usang. Landasan pacu, yang dibangun oleh angkatan bersenjata Jepang, tidak memenuhi standar untuk menerima penerbangan internasional.

Meskipun demikian, beberapa tahun kemudian, penerbangan reguler ke negara tetangga Malaysia didirikan. Periode baru dalam pengembangan bandara internasional Brunei dimulai pada tahun 1970-an, ketika pelabuhan udara lama praktis berhenti untuk mengatasi jumlah wisatawan dan meningkatnya jumlah penerbangan. Pemerintah memutuskan untuk membangun bandara baru yang memenuhi standar internasional. Jadi pada tahun 1974 bandara internasional baru dibuka dengan landasan modern. Sebuah pelabuhan baru dibangun di pinggiran ibukota, sementara transfer yang nyaman diatur.

Brunei - Airport Today

Periode modern pengembangan bandara internasional kesultanan Brunei ditandai dengan pembangunan terminal penumpang baru, kapasitas yang dua juta penumpang per tahun, rekonstruksi terminal kargo dan pembangunan terminal individu untuk Sultan Brunei.

Landasan baru memiliki panjang 3700 m, itu ditutupi dengan aspal yang sangat kuat, yang memperhitungkan kekhasan iklim basah negara itu. Hari ini, jaringan transportasi yang sangat baik dibangun antara ibu kota kerajaan dan bandara. Transfer dilakukan oleh puluhan rute kota dan taksi. Karena lokasi bandara yang dekat dengan ibu kota, harga untuk transportasi cukup rendah.

Pada tahun 2008, keputusan diambil pada rekonstruksi terbaru bandara, yang akan dimulai dengan modernisasi terminal penumpang. Penyelesaian rekonstruksi direncanakan pada tahun 2010. Menurut ini, bandara akan dapat menerima hingga delapan juta wisatawan internasional setahun.